Haloo ternyata udah lama gw gak nulis di blog
ini. Entah kenapa setelah gw telisik dan gemerusuk mengitari gang-gang di blog
gw yang masih sepi ini, gw merasa gw di tulisan itu rada beda dengan gw yang
asli. Yang cablak, yang ngaco kalo ngomong, yang suka-suka, yang ganteng, caem,
dan narsis-narsis songong. Hehe.. Tapi yaa gak kenapa-kenapa kali yaa. Anggap
saja gw memiliki banyak identitas. Kadang bisa serius, kadang bisa ngaco,
kadang bisa ganteng. Ehh yang terakhir itu gak kadang-kadang deng, mutlak
mungkin yaa. Anyway, ngomong-ngomong soal identitas yang banyak itu, gw jadi
keingetan dosen gw yang ngoceh tentang identitas ganda, tripel, quartet, panca,
atau seterusnya itu lah. Gw itu kuliah dengan subject mendalami kehidupan manusia. Emang kalo dipikir-pikir rada
gak penting sih. Memperhatikan orang bicara, tingkah lakunya, hubungannya sama
keluarga, mikirin soal negara (Padahal negara aja gak mikiran gw. Setuju?
Halleluya!!), mikirin soal kehidupan manusia di kolong langit dan diatas tanah
yang bisa dipijak itu-lah pendidikan yang gw dalami. Bahasa Latin-nya sih
SOSIOLOGI! Gimana? Keren gak tuh? SOCIO yang artinya MASYARAKAT; LOGOS yang
artinya ILMU. ILMU MASYARAKAT, anggaplah begitu.
Nah balik lagi soal identitas gw yang ganda,
tripel, dst itu. Jadi dosen gw pernah menjelaskan kalau sebenarnya manusia itu
identitasnya gak cuma satu. Bisa 2,3,4 Dji Sam Soe!! Hehehe.. Gw lupa ini
pemikiran siapa, tapi gak gitu penting juga kan ini pemikiran siapa?
Paling-paling nanti juga lu lupa kaya gw. Percaya deh, hal yang selalu dikenang
itu adalah apa yang ditinggalkan, bukan siapa yang meninggalkan. Iya tak? Itu
sebabnya gak semua orang tahu siapa penemu bola. Siapa penemu bola itu gak
penting! Sama sekali gak penting, (penting sih, dikit aja tapi yaa) yang
terpenting sekarang miliyaran orang nongkrong di depan TV buat nontonin tuh
bola. Ehh kok malah ngomongin bola,balik ke identitas, jadi kita tuh sebenarnya
punya (baca: dibentuk) banyak identitas. Identitas itu dibuat sama semua orang!
Dikenal atau enggak, dipercaya atau enggak, disadari atau enggak. Misalnya aja
gw. Identitas gw ada banyak. Gw orang Indonesia, Jawa, Cina, mahasiswa, pelajar,
anak muda, ganteng (teteuup), Katolik, traveller, dll yang masih banyak dan gw
gak bisa sebutkan satu per satu.
Kenapa identitas kita punya banyak identitas?
Karena kita gak cuma hidup di dunia yang satu dimensi saja. Ada banyak dimensi.
Dari yang nyata sampai yang gaib. Identitas itu istilah kerennya terbagi-bagi
jadi beberapa layer. MULTI LAYER
IDENTITY. Saat kita ada di satu dimensi kita memakai satu atau lebih lapisan
identitas itu. Makanya itu kenapa kita bisa alim di satu saat dan bejat buat
mabuk-mabukan di saat lainnya. Identitas itu penting coy, penting untuk ngebuat kita klik
dan klop sama satu dimensi. Oia,
dimensi itu maksudnya luas. Bisa tempat, kondisi, atau satu waktu tertentu.
Masalah bisa muncul karena beberapa kebodohan.
Masalah yang paling sering adalah ketika lu
salah memakai lapisan identitas lu. Harusnya heavy metal, lu malah milih lapisan yang heavy rotation. Harusnya alim lu malah bejat. Di sini bukan berarti
lu gak punya sikap. Ini adalah pelajaran mengenai bagaimana lu memakai lapisan
identitas lu. Bukan berarti plin-plan,
lu justru dituntut buat lebih bijak dan dewasa. Lu justru harus punya sikap
dulu buat nentuin mana identitasnya yang “GW BANGET” dalam menanggapi suatu
dimensi khusus.
Masalah lainnya adalah masalah kelabilan dalam
memilih lapisan identitas lu. Ini yang biasa dialami oleh ababil-ababil itu (gw
juga mungkin salah satunya yaa. Hehe)
Ehh kok malah gw? Yasudahlah anggap saja gw
labil. Nah gw tuh suka merasa salah dalam menempatkan diri. Misalnya di
komunitas anak-anak band. Gw malah bicarain buku atau referensi musik yang
cetek banget. Maksud hati sih biar keliatan klop
gitu, tapi apa daya tangan tak sampai, malah keliatan blo’on. Setelah gw berefleksi dan bersemedi, ternyata ini beda sama
masalah pertama. Kalau masalah pertama tadi kan di kesalahan memakai lapisan
identitas, yang kedua lebih parah sih. Yaitu gw suka bingung menentukan
identitas mana yang mesti gw pakai. Kalau di masalah pertama tadi dia sudah
menentukan keputusan, cuma salah. Nah di yang kedua ini bahkan belum sampai tahap
keputusan. Disinilah kelabilan muncul, ketika gw yang bingung akhirnya
berganti-ganti identitas. Hehe..
Nah, gimana? Ada gunanya juga kan ilmu gw?
Walau gak memberi solusi apa-apa, yaa senggaknya yang baca ini dapat ilmu baru
lah. Bisa buat bahan ngeles kalau
pacar ngoceh soal lu yang labil. Juga bisa dipakai sampe buat referensi UAS
dengan syarat lu ngarang deh tuh ini pemikiran siapa. Ambil aja nama
pemain-pemain bola atau basket yang lu tau. Misalnya Frank Lampard, Keith
Kayamba, Andi Batam, atau siapa kek. Lu kutip tuh namanya, buat ngeyakinin
dosen lu kalau lu beneran belajar.
Percaya deh, dosen juga gak bakal ngecek siapa
itu Keith Kayamba. Cuma kalau emang lagi sial bisa aja tuh dosen pas baca ujian
lu, pas juga lagi nyetel ISL trus yang main Sriwijaya FC. Hehe. Tapi apapun
itu, entah buat apa dan siapa, seenggaknya lu dapat sesuatu yang baru deh
tulisan soal identitas ini.
Last but
not least, buat lu yang merasa labil dalam
beridentitas. Gw sarain segeralah dewasa, matang, dan berwibawa untuk
menentukan sikap lu. Gak ada manusia yang cuma punya satu identitas doang.
Semua yang lu liat di TV, mulai dari Jupe, Depe, SID, bahkan Mpok Nori sekalipun
itu gak seratus persen adalah identitas mereka. Mereka emang besar karena satu
identitasnya. Itu yang lu perlukan dalam beridentitas. Untuk menentukan sikap.
Identitas boleh banyak, tapi sebaiknya dalam setiap dimensi lu punya tanggepan
yang “LU BANGET”. Lu harus punya kepribadian! Identitas harus banyak, tapi
sikap lu juga
harus matang. Jangan kaya gw yang menjadikan
labil sebagai sebuah sikap. Gw labil karena punya alas an, bukan karena gw
ababil. Gw labil sebab seperti kata dosen gw yang lain; tidak ada konsistensi kecuali inkonsistensi
itu sendiri... Hehe..
Selamat berproses dan berimajinasi wahai pembaca-pembacaku yang tersesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar